Next Post

Worang Memilih Judi Konvensional Ketimbang Beli Kripto

Screenshot_20220530-233318_Chrome

MANADO Kabarpost.com – Wakil Ketua Komisi VI dari Fraksi PDI-Perjuangan Aria Bima mengusulkan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dibekukan sementara. Hal itu agar Kementerian Perdagangan dapat melakukan audit kinerja secara menyeluruh.
“Saya mengusulkan bagaimana kita akan meminta kepada Menteri Perdagangan untuk membekukan sementara Bappebti agar dapat melakukan audit kinerja menyeluruh terhadap sistemnya, regulasinya dan mungkin juga sumber daya manusianya,” kata Aria Bima dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Bappebti di Ruang Rapat Komisi VI DPR RI, Rabu (25/5/2022) silam.

Selama dibekukan itu, Aria Bima berharap Kementerian Perdagangan dapat mengevaluasi pelayanan terhadap masyarakat dan mengembalikan tujuan dibentuknya Bappebti. Salah satunya yakni untuk mengawasi komoditas berjangka pasar keuangan agar tak ada penyimpangan.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PAN Jon Erizal. Hal itu usai Plt Bappebti Didid Noordiatmoko tak mengetahui perkembangan terkini soal kripto salah satunya pernyataan terbaru Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde yang menyampaikan bahwa transaksi kripto harus dianalisa lebih dalam dan dibuat aturan yang baku.

Terkait hal tersebut, Pakar Ekonomi Sulut Dr Frederik Gerard Worang mengungkapkan dirinya heran kenapa Kementerian Perdagangan RI kurang’Concern’.

“Kripto itu sangat berfluktuasi atau volatile tidak bisa jadi mata uang. Warren Buffet, ahli keuangan dunia sangat menentang. Begitu juga dg Prof. Rhenald Kasali dari Universitas Indonesia di channel “youtube nya. Contoh, 10 kripto setara Rp 10 juta dan kita pakai untuk beli handphone. Besok nya anjlok sehingga setara dengan Rp 5 juta, maka harga handphone anda seharga 5 juta (yang tadinya 10jt),” papar Worang.

Lalu lanjut Worang, membeli kripto itu “real speculation”. Pemilik kripto tidak bisa terlibat langsung untuk berdagang asetnya. Berbeda dengan investasi di pasar modal atau saham. Kita beli saham tambang misalnya karena kebutuhan tambang dunia lagi naik. Dan, perusahaan (emiten) memberikan dividen kepada pemegang saham sebagai membagi keuntungan perusahaan, disini investor ikut memiliki perusahaan.
“Berbeda dengan kripto tidak bagi-bagi keuntungan. Pemilik kripto tidak punya peran. Sepenuhnya hanya tergantung  informasi harga yang tidak jelas asal usulnya. Beda dengan saham PT Aneka Tambang yang kita bisa kunjungi kantornya dan menanyakan langsung,” tukas Worang, sembari menambahkan Malahan saya memilih berjudi didepan meja blakjack atau roulette bisa memilih kartu atau angka yang saya rasa akan beruntung.

“Belum lagi dengan ‘robot trading’ yang hanya berserah pada robot/mesin. Alhasil banyak yang sudah ditangkap mereka yang posisi diri layaknya ‘crazy rich’. Kemungkinan yg jadi korban “crazy yes but no rich,” ujarnya.

Worang menambahkan, judi konvensional lebih memberikan manfaat untuk pencari kerja pariwisata dan meningkatkan pajak daerah dan menggerakkan ekonomi daerah.

“Contohnya Genting Highland di Malaysia jadi pusat ekonomi baru.
Bali dan Manado/Likupang cocok juga, namun syarat nya yang main judi itu  hanya untuk Warga Negara Asing (WNA) saja” ungkapnya, sembari menambahkan Worang lebih memilih judi konvensional dari pada membeli kripto.

 

(Ain)

Admin

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

banner

Recent News

themediagrid.com, J8FXQA, DIRECT, 35d5010d7789b49d
google.com, pub-8668870452462831, DIRECT, f08c47fec0942fa0