Next Post

Terharu, Wagub Kandouw Beri Kesaksian Iman Jelang Akhir Hayat Oma Hartati Tanos

FB_IMG_1644363207895

MANADO Kabarpost.com – Sudah menderita sakit selama 7 tahun, Oma Hartati Tanos dipanggil pulang Tuhan Yesus pada Senin (7/2/22) sore dalam usia 75 tahun, dan meninggal dengan tenang di RS Hermina Manado.

Oma Hartati Tanos adalah ibunda tercinta dari dr Kartika Devi Tanos MARS dan Ibu mertua dari Wakil Gubernur Drs Steven OE Kandouw.

Jenazah almarhuma disamayamkan di rumah duka jalan Babe Palar, Rike, Kelurahan Wanea, Kecamatan Wanea Kota Manado. Ibadah malam penghiburan, Selasa (08/02/2022) dipimpin Ketua Sinode GMIM Pdt Hein Arina. Hadir Gubernur Olly Dondokambey, SE bersama istri Ir Rita Tamuntuan Ketua TP KKK dan putra sulung Rio Dondokambey Ketua KNPI Sulut.

Hadir juga Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Alfred Denny Djoike Tuejeh, Fredy Runtu, SH, Walikota Bitung Maurits Mantiri, Walikota Manado Andrei Angouw, Walikota Tomohon Caroll Senduk, Bupati Minahasa Utara, Joune Ganda, Bupati Minahasa Selatan Frangky Wongkar, Bupati Kepulauan Sitaro Evangeline Sasingen, Bupati Bolmong Selatan Iskandar Kamaru, Forkopimda, pimpinan FKUB, para Kepala Dinas dan ASN di Pemprov Sulut, para anggota DPRD PDI Perjuangan di Provinsi, dan Kabupaten Kota serta pelayat lainnya.

Malam itu, Wagub Steven menyampaikan kesaksian iman dihadapan pelayat yang hadir di malam penghiburan. Mertuanya itu sudah lama mengalami sakit stroke. Bahkan sejak dirinya masih di DPRD Provinsi tahun 2015 mertuanya sudah sakit.

“Sampai akhir hayat, mama tidak bisa bangun. Tidak mampu lagi berkomunikasi,”ucapnya.
Wagub menceritakan, sejak sakit stroke, mertuanya itu sempat mengalami pendarahan serius di otak. Kondisi itu mengharuskan dilakukan tindakan operasi besar dengan cara pembelahan otak. Pendeta datang dan berdoa penyerahan. Puji Tuhan, operasi berhasil dan ibu mertuanya bisa menjalani hidup meski tak bisa lagi berkomunikasi dan sisa hidupnya di tempat tidur.  Kondisi itu dijalani tujuh tahun. Hingga dirawat di Rumah Sakit.

Senin (7/2/2022), istrinya dr Devi sampaikan kondisi mertuanya sudah lemah. Wagub Steven bergegas ke Rumah Sakit. Sesampainya disana, ia sempat melihat saturasi masih berjalan normal di angka 97. Di usia 75 tahun, ibu mertuanya masih bisa membuka mata meski tidak bisa lagi berkomunikasi.

“Mama masih buka mata. Sebagai orang percaya, mama masih merasakan. Jiwanya masih ada,”ucapnya.

Tak lama kemudian, Pendeta masuk ke ruang perawatan kemudian berdoa. Pendeta meminta anak-anak untuk menaruh tangan di dada dan berkata.

“Jangan ada dendam, jangan ada amarah, jangan ada angkara murka.  Mari berjanji. Baku-baku sayang, baku bae di mata Tuhan,” katanya.
“Waktu itu saya sudah menunggu, kalau Pendeta berdoa penyerahan saya akan interupsi. Tapi ternyata tidak,”sambung Wagub.

Tapi di situ Wagub Steven bersaksi, usai Pendeta mengucapkan kata-kata dan meminta mereka berjanji saling menyayangi, tidak ada amarah dan dendam dengan menaruh tangan di atas dada ibu mereka.

“Antara percaya dan tidak, saturasi langsung turun dari angka 97, 90, 80 sampai nadi mama tidak terasa lagi. Di momen itu saya yakini kebersamaan itu mahal sekali. Harga dari sebuah persaudaraan itu luar biasa. Tujuh tahun mama tunggu torang bajanji baku bae, baku sayang, “ucapnya seraya berharap hikmah yang diperoleh keluarganya bisa menjadi hikmah bagi semua pelayat yang hadir di ibadah malam pengiburan saat itu.

(*/Ain)

Admin

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

banner

Recent News

themediagrid.com, J8FXQA, DIRECT, 35d5010d7789b49d
google.com, pub-8668870452462831, DIRECT, f08c47fec0942fa0