MANADO Kabarpost.com – Menghadirkan pembicara tingkat internasional, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menggelar kegiatan North Sulawesi Digital Transformation Workshop ‘Innovation Driven Enterprise’, Selasa (28/12/21) di Graha Gubernuran Bumi Beringin Manado dan diikuti juga secara hybrid oleh para peserta yang dari berbagai kalangan ini.
Kegiatan yang didukung KADIN dan JAM Sulut ini sarat pengetahuan tentang transformasi digital.
Adapun mereka yang berbagi ilmu dalam iven tersebut yakni, Toronata Tambun – Alumni of Havard Business School and Allfiliated – Alumni of MIT Sloan of School Management dan Christ Ngantung – Pakar IT & Transformasi Digital Service Portofolio Management at Ericsson Stockholm Swedia – STT Telkom, serta, Ginandjar – Marketing dan Solutions Direktor Lintasarta.
Toro, sapaan akrab Toronata Tambun beberapa hal penting. Yakni, kepastian, kata Toro, ialah perubahan itu sendiri. Selain kematian dan pajak.
Selanjutnya, dia menyentil tentang unnovation, invention commercialization.
“Jangan latah valuasi. Tapi value buat banyak orang. Tidak di-drive oleh cinta akan uang. Sila kelima Pancasila: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tukasnya.
Di sisi lain, dia mengatakan, digital bukan digtization. Bukan platform, bukan apps.
“Gali dan kerahkan regional cluster innovation economic ecosystem yang berpivot ke paying costumers, bukan meluluh product,” ungkapnya, sembari menyampaikan selamat menyambut industri 3.0 untuk Sulawesi Utara.
Sementara itu, materi Chris Ngantung fokus tentang teknologi. Pakar Iinformasi dan Teknologi (IT) bercerita soal konsep digitalisasi masa depan yang lebih memudahkan manusia.
Menjabat sebagai Managemen at Ericsson Stockholm Swedia, Christ menuturkan bahwa era digitalisasi masa mendatang membuat semua orang bisa melakukan sesuatu dari mana saja.
Bahkan tanpa bertemu individu satu dengan yang lain.
“Misalnya mau berobat, tidak harus bertemu dokter lagi. Kita tinggal booking dan video call dengan dokter. Kemudian menerima resep yang sudah terintegrasi dengan apotek,” terang Ngantung.
Ia juga menceritakan pengalamannya di Swedia dan beberapa negara Eropa lainnya yang kini tidak lagi memprioritaskan dana cash.
Disana, lanjut Chris, terdapat berbagai aplikasi uang elektronik sehingga proses transaksi tidak lagi harus bersentuhan.
“Indonesia juga sudah banyak. Ada gopay, ovo dan sebagainya. Jadi semua akan seperti itu nantinya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey yang diwakili Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Daerah, Evans Steven Liow menyambut positif kegiatan ini, karena relevan dengan kondisi kekinian.
Menurutnya, transformasi digital telah memperluas pasar dengan menciptakan peluang ekonomi baru.
“Pemerintah terus meningkatkan sumber daya dan meningkatkan teknologi yang ada. 2022 menjadi momentum digitalisasi di segala bidang,” tegas Liow.
Lanjut Liow, kini yang menjadi tantangan adalah perluasan dan adaptasi konsep digital merata kepada publik agar masyarakat menjadi siap.
Terlebih di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang belum tahu kapan berakhir.
“Kita berharap dengan pemantapan transformasi digital dapat mendorong inovasi dalam menunjang ekonomi masyarakat,” tandasnya.
Turut hadir dalam iven tersebut, Ketua JAM Sulut Fabian Josua Liow, melalui daring Ketua KADIN Sulut Rio Dondokambey serta para peserta.
(*/Ain)