Next Post

Gelar Focus Group Discussion, Balai Besar POM Manado Bahas Jejak Empiris Herbal di Sulawesi Utara

20221020_195942

MANADO Kabarpost.com – Bertempat di Hotel Granpuri, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Manado menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan topik pembahasannya yakni, ‘Jejak Empiris Herbal” di Sulawesi Utara (Sulut), Kamis (20/10/2022).

Pada kesempatan tersebut, Kepala BBPOM di Manado, Dra Hariani Apt dalam sambutannya mengatakan, pada Focus Group Discussion pihaknya menghadirkan perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulut, Balai POM Kabupaten Sangihe, BPOM Minahasa dan BPOM Minahasa Utara.

“Semuanya adalah peserta diskusi dari beberapa kabupaten/kota yang terkait dengan Balai POM masing-masing serta menghadirkan Dinas Kesehatan terkait yang ada di Provinsi Sulut,” kata Hariani.

Kepala Balai Hariani mengatakan, dalam diskusi kali ini, membahas tentang penggunaan obat herbal yang banyak digunakan oleh masyarakat yang belum memiliki izin edar dari Balai Besar POM di Manado.

“Menurut data yang telah BBPOM kumpulkan, sudah banyak yang sudah meracik atau membuat produk obat herbal. Tapi sangat disayangkan, produk obat-obatan herbal tersebut belum ada didaftarkan ke BBPOM, dengan berbagai alasan,” ujar Hariani.

Kepala Balai Hariani menambahkan, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, Balai Besar POM di Manado telah melakukan pendampingan terhadap para pelaku usaha kecil dalam  pembuatan obat-obatan herbal tersebut.

“Sejak tahun 2019 sampai 2022 ini,  BBPOM di Manado sangat intens melakukan pendampingan terhadap para usaha kecil pembuat obat tradisional herbal. Tujuannya agar para pembuat obat herbal bisa menjual atau memasarkan produknya dengan bebas, tanpa takut dirazia, oleh BBPOM, dan khasiatnya bisa diuji di laboratorium,” ungkap Hariani.

Untuk saat ini, kata Hariani baru lima pengusaha pembuatan obat herbal yang mendaftarkan ke BBPOM demi mendapatkan izin edar.

“karena sedikitnya yang baru mendaftar di BBPOM di Manado, maka kami terus melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada para pengusaha kecil, agar mau mendaftarkan usahanya di BBPOM. Yang paling banyak obat tradisional justru adalah dari Sangihe, sehingga terus didampingi agar mau mendaftarkan produknya ke BBPOM,” pungkas Kepala Balai BPOM yang murah senyum ini.

(Reza)

Admin

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

banner

Recent News

themediagrid.com, J8FXQA, DIRECT, 35d5010d7789b49d
google.com, pub-8668870452462831, DIRECT, f08c47fec0942fa0