MANADO Kabarpost.com – Kerjasama Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Masyarakat Adat dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menggelar Rapat Koordinasi Layanan Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa (TYME) dan Masyarakat Adat, yang di gelar di Ruang Mapaluse Kantor Gubernur Sulut, Selasa (21/10/22).
Dalam kesempatan itu, Gubernur Sulut Olly Dondokambey yang diwakili Penjabat Sekdaprov Sulut, Praseno Hadi mengatakan, Patut kita syukuri bahwa Sulut ini sangat beragam, dengan slogan yang dulu ‘Torang Samua Basudara’ dan ditambah lagi dengan slogan, ‘Torang Samua Ciptaan Tuhan’.
“Kami berharap Sulawesi Utara tetap menjadi laboratorium kerukunan antar umat beragama dan aliran kepercayaan maupun adat istiadat di Indonesia,” ungkapnya.
Lanjut dikatakan Praseno Hadi, ini merupakan modal utama kami, di Sulut, kehidupan yang tentram, damai, aman, karena TNI/Polri dan seluruh unsur bersatu padu mengamankan kondisi Sulut, sehingga pembangunan bisa berjalan terus, dan kehidupan bermasyarakat relatif aman dan terkendali.
“Ini merupakan modal utama bagi Sulut. Saat ini dengan desakan teknologi, sudah menuju ke era 4.0 maupun mengarah pada era 5.0, bukan dari sisi fisik, tapi dari sisi mental dan pengetahuan juga,” ucapnya.
“Pak Gubernur juga sangat mengapresiasi kepada Pak Dirjen yang berkenan membuat acara di Sulut ini, sehingga kita bisa bertemu dan sharing berbagai informasi yang bisa mendapatkan rekomendasi yang perlu bersama-sama kita lakukan untuk menjaga keutuhan dan tetap mempertahankan label, Sulut sebagai Laboratorium Kerukunan Antar Umat Beragama,” sambungnya.
Jadi, tambah Praseno, slogan Torang Samua Ciptaan Tuhan, tidak hanya antar manusia dengan Tuhan, atau pun sekitar dengan diri sendiri, kita semua berdamai, sama-sama melaksanakan aktifitas masing-masing tapi harus menjunjung tinggi kedamaian.
“Karena kita semua harus sadari kita semua di ciptakan oleh Tuhan,” tandas Praseno, sembari membuka secara resmi kegiatan tersebut.
Sementara itu, usai kegiatan, kepada wartawan, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, Phd mengungkapkan, dalam Rakortek tadi, bersama Deputi, mereka fokus pada kebijakan secara umum.
“Kita juga memberi informasi mengenai peraturan perundang-undangan baru, dan juga beberapa komitmen internasional yang sekarang ini memayungi upaya kemajuan budaya di Indonesia,” ujarnya.
Tentunya kita berharap, lanjut Farid, dengan adanya pertemuan ini yang dihadiri oleh kab/kota dari Sulut, kebijakan di bidang kebudayaan ini betul-betul bisa mengakar dan menjadi panduan, terutama yang bekerja di bidang kebudayaan.
“Sehingga program tujuan besar Indonesia 2045 ini bisa tercapai. Tentu ada kerja keras juga yang harus kita lakukan dan koordinasi yang terus menerus,” tukasnya.
Ditempat yang sama, Deputi Bidang Revolusi Mental Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olah Raga Kemenko PMK, Didik Suhardi Phd menitipkan pesan, bahwa strategi kebudayaan itu ada perlindungan dan pelestariannya, termasuk bagaimana mengembangkan budaya daerah ini sehingga menjadi bagian dari budaya nasional.
“Daerah Sulut ini kan merupakan tujuan wisata, menurut saya sangat cocok untuk menonjolkan budayanya. Karena turis asing seperti Korea sangat suka dengan sifat yang unik, akan sangat bagus jika itu dikembangkan di Sulut,” tandasnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati/Walikota dari 15 Kabupaten/Kota di Sulut, Forkopimda Sulut, Christriyati Ariani, Ketua Pokja Advokasi Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kemdikbudristek, Kadis Kebudayaan Sulut Janny Lukas dan tamu undangan lainnya.
(Ain)