Next Post

Agus Jabo : Kepak Sayap Kebhinekaan Akan Patah..

Ketum PRIMA, Agus Jabo Priyono
Ketum PRIMA, Agus Jabo Priyono

 

JAKARTA – Hampir diseluruh sudut kota se Indonesia terlihat baliho raksasa bergambar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani. Baliho bertuliskan “Kepak Sayap Kebhinekaan” itu disebut akan Patah.

“Kepak sayap kebhinekaan itu akan patah, jika sumber daya hanya dikuasai segelintir orang,” kata Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) Agus Jabo Priyono yang dikutip melalui akun twitternya, Minggu (8/8/2021).

Jabo menjelaskan, Kepak sayap kebhinekaan akan patah jika tidak ada keadilan dan kemakmuran hanya bagi seluruh rakyat Indonesia. ketimpangan ekonomi sangat ekstrim: 1 persen orang terkaya Indonesia menguasai 50 persen aset nasional (TNPK,2019).

Wajah-wajah lesu pekerja yang dihisap kebijakan upah murah dan kondisi kerja yang buruk. Juga kecemasan orang tua dan anak muda akan masa depan karena ketidakpastian pekerjaan dan ketiadaan jaminan sosial. Sementara korupsi masih merajalela.

Sementara Juru Bicara DPP PRIMA, Farhan Dalimunthe mengatakan, PRIMA banyak menyoroti isu ketimpangan ekonomi sebagai tema besar dalam banyak kampanyenya.

Dengan merujuk data ke sejumlah lembaga, seperti Oxfam, Credit Suisse, dan TNP2K, persoalan ketimpangan di Indonesia cukup parah.

“Ketimpangan kita sangat parah. Ada 1 persen orang terkaya menguasai hampir separuh kekayaan dan sumber daya nasional. Sementara 10 persen terkaya menguasai 75,3 persen kekayaan nasional,” kata Farhan Dalimunthe yang dilansir dari Berdikari Online.

Menurut Farhan, ketimpangan itu telah merenggangkan masyarakat dalam dua kutub berbeda. Di satu sisi, segelintir orang dengan kekayaan dan sumber daya melimpah. Di sisi lain, mayoritas warga negara yang hanya menikmati porsi kecil dari kue ekonomi.

Dari pembacaan itu, PRIMA menyebut kelompok pertama sebagai kaum 1 persen, sedangkan yang kedua sebagai kaum 99 persen.

“Kaum 1 persen itu adalah para oligarki, sedangkan 99 persen itu rakyat biasa. Dan PRIMA berdiri sebagai partainya rakyat biasa, kaum 99 persen,” tegasnya.

Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai (DPP) Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto mengatakan, “Kepak Sayap Kebhinekaan” diartikan sebagai burung.

“Burung yang terbang pasti ada kerja sama sayap kiri dan kanan, kepaknya berirama. Seandainya Burung Garuda, di sana ada Bhinneka Tunggal Ika. Kebhinnekaan maknanya persatuan. Kita terdiri dari berbagai suku bangsa, bagaimana kebhinnekaan hidup dengan kerja sama,” kata Bambang, Jumat (6/8/2021) dilansir dari Kompas.

Bambang menjelaskan pemasangan baliho tersebut merupakan keputusan rapat Fraksi PDI-P DPR RI yang digelar pada Juni lalu saat Bulan Bung Karno.

“Ini keputusan fraksi. Ngobrolnya (rapat) di lantai 7 DPR RI. Semula dari spontanitas anggota (fraksi) kemudian dikoordinir pimpinan fraksi. Supaya punya dampak, pemasangannya harus serentak,” ujarnya.

Selain itu, kata Bambang pemasangan billboard merupakan bentuk ekspresi kegembiraan karena Puan adalah perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR dari 23 Ketua DPR dalam sejarah RI.

Menurutnya, usulan tersebut juga sudah disampaikan ke Ketua DPR RI Puan Maharani.

“Mbak Puan ketawa-ketawa saja,” kata Ketua DPD PDI-P Jateng tersebut.

 

(CahayaPembaharu/KP)

Admin

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

banner

Recent News

themediagrid.com, J8FXQA, DIRECT, 35d5010d7789b49d
google.com, pub-8668870452462831, DIRECT, f08c47fec0942fa0