MANADO Kabarpost.com – Perhimpunan Pelestarian Burung Liar di Indonesia yang dikenakan dengan Burung Indonesia menggelarkan Lokakarya Akhir Program Kemitraan Wallacea II yang bertempat di Hotel Four Points, Manado, Selasa (10/9/2024).
Pada kesempatan tersebut, Direktur Eksekutif Burung Indonesia, Dian Agista saat membuka kegiatan mengatakan, program Kemitraan Wallacea II adalah program serupa dengan program sebelumnya yang dilaksanakan oleh Burung Indonesia dengan bekerja sama dengan Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF) pada periode 2015-2020.
“Program ini adalah kelanjutan dari program sebelumnya dan dilanjutkan fase kedua dari 2020 hingga tahun ini 2024. Kegiatan ini pada dasarnya, kami bekerja untuk terus mendorong dan berupaya untuk perlindungan dan pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam Wallacea dengan cara berkolaborasi dengan seluruh masyarakat sipil di Wallacea,” kata Dian Agista.
Dirinya mengungkapkan, wilayah kerjanya sendiri hanya diseluruh wilayah Wallacea yakni, Sulawesi, Nusa Tenggara, Malut dan Maluku.
“Untuk memudahkan cara kerja, kami membagi beberapa koridor prioritas seperti di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sengihe dan Maluku dengan bekerjasama dengan organisasi masyarakat yang ada dibeberapa pulau tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu, Grant Director Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF), Daniel Rothberg mengatakan, dirinya senang bisa bergabung dengan organisasi yang ada di Indonesia yakni, Burung Indonesia.
“Seperti apa yang saya lihat, kepemimpinan dan kekuasaan dari organisasi-organisasi yang bekerja dengan pemerintah bekerjasama dengan sektor Satwa serta berkerja lebih baik dengan masyarakat. Hal ini membuat saya bahagia melihat perubahan tersebut,” ujar Daniel Rothberg.
Pada kesempatan itu juga, Wallacea Programme Manager Burung Indonesia, Wahyu Teguh Prawira menambahkan, pihaknya ikut mendukung program-program dari pemerintah baik ditingkat Kabupaten/Kota, Provinsi hingga Nasional.
“Kami juga membantu masyarakat pesisir untuk melegalkan kapal-kapal mereka, serta melakukan pemantauan pendaratan ikan dan itu sangat membantu bagi kawan-kawan yang mengambil kebijakan untuk menentukan kedepannya harus seperti apa. Hal baik yang kita dapatkan dalam konservasi ini adalah bisa dilakukan dengan cara sederhana,” pungkasnya.
Diketahui dalam kegiatan tersebut diikuti, 44 Stakeholder terkait dan Universitas yang adadi Wallacea.
(Reza)